Dikenal sebagai instruksi bersyarat, artinya instruksi tertentu hanya akan dieksekusi jika syarat tertentu dipenuhi pula.
Syntax :
Bentuk 1:
IF (kondisi)
{ statement yang dikerjakan
jika kondisi benar
}
Ket: Jika kondisi salah, tidak akan mengerjakan apapun didalam instruksi IF (langsung menuju ke instruksi berikutnya)
Bentuk 2:
IF (kondisi)
{ statement yang dikerjakan
jika kondisi benar
}
ELSE
{ statement yang dikerjakan
{ statement yang dikerjakan
Jika kondisi salah
}
Bentuk 3:
IF (kondisi1)
{ statement yang dikerjakan
jika kondisi1 benar
}
ELSE
IF (kondisi2)
{ statement yang dikerjakan
jika kondisi2 benar
}
ELSE
IF (kondisi3)
{ statement yang dikerjakan
Jika kondisi3 salah
}
.
.
.
ELSE
{ statement yang dikerjakan
{ statement yang dikerjakan
Jika kondisi1 s.d kondisi-n salah (tidak terpenuhi)
}
Kondisi atau syarat harus ditulis dalam tanda kurung. Jika instruksi yang dikerjakan pada saat kondisi benar/salah masing-masing tidak lebih dari satu instruksi, maka tanda kurung kurawal buka/tutup bersifat optional (boleh digunakan, boleh tidak)
Dalam menuliskan kondisi/syarat selalu digunakan operator relasional sebagai sarana untuk melakukan proses pengecekan a. l:
| Operator | Arti |
| > | Lebih besar |
| < | Lebih kecil |
| = = | Sama dengan |
| >= | Lebih atau sama |
| <= | Kurang atau sama |
| != | Tidak sama dengan |
Selain itu jika syarat yang digunakan lebih dari satu sering digunakan operator logika yakni :
| Operator | Arti |
| && | And |
| || | Or |
| ! | Not |
Contoh 1:
//penggunaan if
#include
#include
main() {
int a;
cout<<"Masukkan nilai a = ";cin>>a;
a=a+2;
if (a>5)
a=a-6;
a=a+3;
getch();
}
Contoh diatas menggunakan if bentuk 1, jika kondisi/syarat (a>5) dipenuhi akan mengeksekusi instruksi a=a-6, tidak dipenuhi maka didalam instruksi if tidak mengerjakan apapun, langsung menuju instruksi setelah if.
No comments:
Post a Comment